Gambar : Logo IPMAPA Malang.doc/yogix.
Sejarah Singkat

Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (IPMAPA) Malang dibentuk pada 10 Juni1980 di Malang dan diketuai oleh Bapak Mambrasar, nama organisasi saat itu adalah Ikatan Pelajar dan Mahasisaa Irian Jaya (IPMAIRJAYA), nama itu berubah menjadi IPMAPA sesuai dinamika sosial politik di Papua awal tahun 2000 an. Organsasi ini dibentuk atas dasar rasa solidaritas mahasiswa asal tanah Papua di tanah rantauan dan tunjuan utamanya, untuk merangkul, menyatukan, mengorganisasikan, mahasiswa Papua didalam satu wadah untuk dapat membantu berbagi ilmu dan belajar tcara berorganisasi yang baik dengan semangat persatuan dan persaudaraan.

Prinsip dibangunnya IPMAPA adalah "PERSATUAN" orang Papua mulai dari Sorong sampai Merauke yang ada di Kota Malang, ini artinya bahwa IPMAPA menjadi payung besar bagi semua Mahasiswa Papua yang berasal dari wilayah administrasi pemerintahan berbeda di Papua yang berada di Kota Malang, setiap individu, paguyuban mahasiswa Papua wajib menjaga,memelihara, mengembangkan Organisasi IPMAPA agar persatuan itu tetap solid. Reorganisasi sebagai tahapan regenerasipun terjadi sebagai penerus tongkat estafet orgaanisasi IPMAPA Malang dengan masa jabatan 2 tahunan. Periode awal Bpk.Mambrasar dkk (1980/1982), Petrus Gobay dkk(2004/2007), Markus Mabel dkk (2010/2013), Anton Nawopa - Yohanes Giyai dkk (2013/2015, Didimus Baru (2015/2016), Alfred Pekei dkk(2016/2018), dan pada tahun ini akan dilaksanakan reorganisasi melalui Musyawarah Besar diketuai oleh Yance Mabel dkk.

Dinamika Organisasi IPMAPA dan Otonomi Khusus Papua

Tuntutan rakyat Papua untuk memerdekakan diri semakin meningkat di Papua pada akhir tahun 1998. Di indonesia terjadi krisis moneter dan reformasi sementara di Biak Papua terjadi tragedi Biak berdarah dan dibentuklah wadah taktis(kemudiam menjadi strategis) Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Tanggerng Jakarta untuk menyingkapi rentetan pelanggaran HAM dan menuntut diberikannya Hak Menentukam Nasib Sendiri bagi Rakyat Papua Barat. Di PAPUA dibentuklah Forum Rekonsilisasi Irian Jaya (FORERI) Papua Barat dan melahirkan Tim seratus yang kemudian diselenggaran kongres Rakyat Papua ke II yang merumuskan beberapa tuntutan tegas dan melahirkan wadah Presidium Dewan Papua (PDP) . Melihat semakin solidnya persatuan rakyat Papua barat tuntutan politik itu ditelikung menjadi isu ekonomis yang pada akhirnya diberikan Otonomi Khusus untuk meredam isu politik Papua Merdeka.

Dalam era otonomi khusus (2001 sampai saat ini) terjadi banyak pemekaran yang diberikan oleh pemerintah (klonial) pusat tanpa berpikir panjang dan pertimbangan yang matang soal kemandirian rakyat diwilayah yang dimekarkan. Pemekaran wilayah di papua terjadi secara sporadis (antara tahun 2003-2007) tanpa kesadaran yang utuh dan masih bersifat ekonomis, tahun 2007 Tanan  Papua demekarkan menjadi 2 Provinsi dan jumlah total pemekaran kabupaten ditanah Papua 29 kab di Prov Papua dan 13 kab di prov Papua Barat.

Bersamaan dengan perkembangan pemerintahan penjajahan di papua itu, berdampak pada wadah IPMAPA Malang sebagai organisasi sosial mahasiswa Papua secara kuantitas paguyuban meningkat menjadi 26 Paguyuban ditahun 2018 dari tahun 2011 yang hanya berjumlah 18 paguyuban itu, tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah sesuai jumlah keberadaan mahasiswa dari kabupaten tertentu di Malang. Kemunculan paguyuban ini muncul akibat rasa persaudaraan selain itu juga untuk kepentingan ekonomi (dana pendidikan dari daerah). Yang menjadi petanyaan kunci disini adalah mampu ka kita menjaga persatuan kita didalam wadah IPMAPA Malang ?


Menjaga persatuan IPMAPA adalah suatu kewajiban bagi kita semua, kita adalah generasi muda Papua yang menjadi harapan rakyat Papua hari ini. Kita diwajibkan menimbah ilmu ditanah rantauan dan tetap merajut persatuan kita. Tidak ada perubahan sosial(dll) yang akan terjadi tanpa Persatuan.Secara individu peningkatan intelektual adalah kewajiban untuk menyokong persatuan didalam wadah IPMAPA yang kokoh dan semakin maju.

Papua saat ini sedang dirundung badai tsunami transmigrasi (etnosida), ekploitasi SDA yang menhancurkan alam Papua (ecocide), politik pemecah belah (devide at impera ) dan senjata biologis HIV/AIDS semakin tajam meningkat terus, menyelamatkan Papua tidak bisa hanya berdasarkan pada intelektualitas 1 atau 2 orang yang memiliki egois tetapi harus bersandar Pada Persatuan Generasi Muda Papua yang terdidik secara intelegensi, memiliki daya juang yang tinggi, semangat berorganisasi dan memiliki rasa Cinta kepada Rakyat dan Tanah Air Papua.

Untuk memulai semua itu, tidak bisa besok atau atau lusa. Kita harus memulai dariKota Malang, Bersati di dalam IPMAPA Malang, membangun organisasi ini melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menyatikan kita, mengembangakan daya nalar kita untuk membebaskan pikiran kita dari tekanan psikologi akibat stigma rasialis yang kita alami sangat lama.

TETAPLAH BERSATU
TERUS BELAJAR : MEMBBACA, BERDISKUSI, MENULIS DAN BERORGANISASI, HANYA DENGAN PERSATUAN ITU KITA AKAN MENGUBAH PAPUA.

IPMAPA MALANG

Saaa.....
Kooo....

Kitong SATU PAPUA.

Yohanes Giyai (Mantan Wakil Ketua @IPMAPA MALANG (2013/2015)).


Sumber : StatusFBYogix